//

Makkah Dari Masa Kemasa

 

Makkah Dari Masa Kemasa

Oleh: Hasan Husen Assagaf

 

1. Makkah Sebelum Dan Sesudah Nabi Ibrahim


  
Sungguh Makkah adalah kota suci dan mulia, kota yang penuh dengan cahaya dan keberkahan Nabi saw. Kesucian tanah ini memiliki batas batas. Dan pertama orang yang menentukan batas-batas tanah haram adalah nabi Ibrahim as atas petunjuk Jibril as. Kemudian diperbaharui oleh Rasulullah saw pada waktu penaklukan Makkah tahun 8 H. Dan seterusnya diperbaharui lagi oleh Umar bin Khathab ra, Usman bin Affan ra dan pemimpin-pemimpin Islam lainnya. Adapun batas batas kota Makkah diantaranya, Hudaibiyah, wadi ’Uranah, Tan’im dan Ji’ranah.
Dulu Masjidil Haram merupakan tanah kosong yang lapang dan tidak ada bangunan disekelilingnya, yang ada hanya tempat thawaf di sekeliling Ka’bah dan halaman untuk shalat. Setelah ada tanda tanda kehidupan di Makkah dengan datangnya nabi Ibrahim dan anaknya Ismail as dan ditemukannya air Zam Zam oleh siti Hajar mulailah manusia berdatangan dari Jazirah Arab, lalu dibangun kemah kemah penduduk yang berdekatan dengan Ka’bah.

2. Masa Nabi Dan Khulafa’



 
Pada zaman Rasulullah, masidil Haram masih sangat sederhana, tak ada dinding atau bangunan beratap yang mengelilingi masjid. Masjidil haram hanya di kelilingi rumah-rumah penduduk, jalan yang menuju ke Masjidil Haram adalah gang-gang rumah penduduk yang ada di sekitar ka’bah. Diantara rumah rumah penduduk bisa menjadi pintu pintu masuk bagi orang yang ingin thawaf atau sholat di Ka’bah.  
Pada masa khilafah Umar bin Khathab ra, islam mulai menyebar keseluruh jazirah Arab, umat islam bertambah banyak, Masjidil Haram terasa sempit bagi para jama’ah haji yang berdatangan ke Makkah terutama pada musim haji sehingga beliau memandang perlu adanya perluasan Masjidil Haram. Akhirnya khalifah Umar bin Khathab ra mengambil keputusan untuk membeli rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar ka’bah, dan bagi yang keberatan menjualnya, beliau menyimpan uang harga rumah tersebut di Baitul Mal hingga akhirnya merekapun mengambilnya. Lalu rumah rumah tersebut dihancurkannya untuk perluasan Masjidil Haram. Hal ini terjadi pada tahun17 H. Menurut sejarah khalifah Umar adalah orang yang pertama melakukan perluasan masjidil haram dan membangun tembok di sekeliling masjid yang tingginya kurang lebih 1,5 meter dan memberinya pintu-pintu dan meneranginya dengan lampu-lampu gindil.
Setelah wafat Khalifah Umar ra, perluasan Masjidil Haram diteruskan oleh Khalifah kedua Ustman bin Affan ra. Karena jumlah muslimin bertamah banyak, maka pada tahun 26 H, Utsman ra menambah perluasan Masjidil Haram seperti apa yang telah di lakukan Umar bin Khathab ra yaitu dengan membeli rumah rumah penduduk di sekitar masjid. Diantara mereka ada yang keberatan menjualnya lalu meperotes, tapi perluasan terus dijalannkan oleh Utsman ra. Beliau juga membangun tembok yang mengelilingi masjid dan memberinya atap. (lihat kitab Akhbar Makkah oleh al-Azraqi)

3. Masa Abbasiyah



 
Kemudian diteruskan perluasan Masjidil Haram oleh Abu Ja’far Al-Mansur, salah satu pemimpin daulah Abasiyah yang beribu kota di Baghdad. Khalifah kedua dari Bani Abbasiyah ini mengadakan perluasan pada sisi arah rukun Syamiyah dan sisi arah barat. Perluasan dimulai pada bulan Muharam 137 H dan selesai pada bulan Dzul Hijjah 140 H. Al-Mansur menambah luas masjid menjadi satu setengah dari laus masjid sebelumnya.
Setelah wafatnya Abu ja’far Al-Mansur, perluasan Masjidil Haram dilanjutkan oleh putranya Al-Mahdi. Pada saat itu nsinyur pembangunannya sudah sangat maju sehigga bentuk bangunannya indah dan kokoh. Al-Mahdi mengadakan perluasan dari sebelah atas dan arah rukun Yamani. Perluasan ini dilakukannya dua kali pertama pada tahun 161 H dengan memperluas dua serambi. Dan yang kedua pada tahun 167H, tapi tidak selesai karena ia keburu wafat. Kemudian perluasan dirampungkan oleh puteranya Musa Al-Hadi.
 
Dalam perluasan kedua ini, Al-Mahdi banyak mengeluarkan biyaya yang cukup besar. Ia merenovasi tiang tiang di kawasan Masjid dan mendatangkan tiang batu pualam dari Suria dan negara lainya yang dibawa melalui via laut ke pelabuhan Jeddah, kemudian dibawa ke Makkah. Kemudian terjadi penyatuan Dar An-Nadwah dengan masjidil Haram. Penyatuan ini dilakukan atas usulan beberapa orang diantaranya Qadhi Makkah dan guberdur Makkah pada masa itu yang diajukan kepada Al-Mutadhid Al-Abbasi. Setelah diruntuhkan, dibangun masjid yang bergabung dengan Masjidil Haram. Bangunan ini sangat indah, beratap jati, dihiasi dengan emas, dibuat beberapa pintu dan menara.
Kemudian perluasan dilanjutkan oleh Al-Muqtadir Billah al-Abbasi pada tahun 306. Ia membangun pintu gerbang besar  masuk Masidil Haram yang diberi nama dengan Bab Ibrahim (pintu Ibrahim) yang terletak ke arah barat Masjid. Dan ini merupakan taraf terkahir perluasan Masjidil Haram yang dilakukan oleh dinasti Abasiyah. Setelah itu yang terjadi hanyalah renovasi dan pemugaran kecil kecilan sehingga datang masa Sulthan Salim Bik bin Sulaiman Khan tahun 979 H.


4. Masa Penguasa Mesir



 
Konon kisahnya sebelum itu di Masjidil Haram terjadi kebakaran besar, tepatnya pada tahun 802 H. Kemudian tempat yang terbakar dibangun kembali oleh Sultan Barquq, penguasa Mesir pada waktu itu. 
 
Mulailah pada pemerintahan Sultan Salim terjadi renovasi dan perbaikan terhadap Masjidil Haram. Karena ia mendapatkan laporan bahwa bangunan Haram sudah mulai rapuh bahkan sebagian sudah ada yang runtuh karena tua. Ia Menghancurkan bangunan masjid yang dibangun oleh Al-Mahdi setelah bangunan tersebut berumur kurang lebih 810 tahun disebabkan karena banyaknya kerusakan-kerusakan. Ia membangun ulang Masjidil Haram dengan tidak memberi atap kayu tapi atapnya dibangun seperti kubah.
Proyek ini dilaksakan pada tahun 979 H dan konon pernah terhenti, kemudian dilanjutkan oleh putranya sultan Murad Salim pada tahun 984 H. Perluasan ini besar-besaran dan Masjidil Haram mejadi masjid termegah dan terindah pada zamannya


5. Masa Pemerintahan Saudi



 
Kemudian datang perluasan pada masa pemerintahan Raja Saudi Arabia, Abdul Aziz Al-Saud yang dimulai pada tahun 1375 H. Hal ini dimulai dengan memperbaiki Masjid yang meliputi; pemasangan marmer, pengecetan ulang, perbaikan pintu pintu, pembuatan trotoar di tempat sa’i.
Pada masa Raja Saud bin Abdul Aizi terjadi pembokaran rumah rumah sekitar tempat sa’i, dibuat dua lantai untuk sa’i, penambahan pintu pintu sehingga jumlah pintu Masjidil Haram menjadi 51 pintu, pembangunan 7 menara sebagai pengganti 7 menara lama yang telah dihancurkan saat perluasan Masjid dan penambahan luas masjid menjadi 6 kali lipat.
Kemudian diteruskan oleh Raja Fahad bin Abdul Aziz, proyek yang dilakukanya diantaranya; memperindah dan melengkapi fasilitas haji,  menambah perluasan Masjid, membuat atap masjid agar bisa dipakai untuk solat sehingga terasa ada penambahan lantai untuk solah menjadi 3 lantai, dibuatnya lift untuk naik ke setiap lantai, menambah pintu pintu masjid sehinga jumlahnya menjadi 54 pintu, menambah menara yang asalnya 7 menjadi 9 menara. Perluasan berjalan terus pada masanya sehinga luas menjadi 9 kali lipat dari sebelumya dan hal ini bisa menampung lebih dari sejuta setengah muslim untuk solat di dalam dan di luar masjid pada musim haji dan hari hari terakhir bulan puasa.

Makkah Masa Mendatang



  

  

Sampai sekarang ini pada masa Raja Abdullah bin Abdul Aziz perluasan masih terus dilakukan dan terkhair yang saya lihat sendiri pada akhir ziarah ke kota kelahiran Nabi, Makkah, pada bulan Rajab tahun 1429. Banyak perobahan terjadi di kota itu. Renovasi besar-besaran di Haram mulai digarap atas perintah raja Abdullah. Belasan ribu bangunan hotel, rumah, toko, dan kantor yang terletak di sebelah barat dan utara Masjidil Haram, kini habis diratakan. Beberapa gedung masih tegak berdiri, tapi nyaris akan dibumiratakan atau mungkin sekarang sudah diratakan.
Raja Abdullah ingin menambah 35% kapasitas Masjidil Haram. Pada saat ini, masjid seluas 350.000 meter persegi itu mampu menampung hingga 2 juta jamaah di dalam dan di luar haram. Dan diperkirakan setelah renovasi bisa menampung lebih dari 2 juta jamaah.
Proyek renovasi ini bisa dibilang yang terbesar. Menurut info yang saya dapatkan bahwa pemerintah Arab Saudi akan memperluas halaman masjid, membangun tempat parkir, dan membuat lokasi sa’i baru antara Bukit Shafa dan Marwah yang sempat menjadi perselisihan faham para ulama tentang sah atau tidaknya bersa’i lokasi sa’i baru.
Renovasi ini bukan hanya dipusatkan di haram tapi terjadi juga di Mina, Musdalifah, dan Arafah, yang menjadi rangkaian tempat pelaksanaan ibadah haji. Tempat pelemparan jumrah ditata ulang demi keamanan jamaah haji. Jaringan transportasi juga akan dibangun mulai seputar Masjidil Haram hingga Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan kereta listrik.
Proyek ini diperkirakan baru bisa kelihatan setelah tahun 2010. tentu proyek itu bakal menyerap dana milyaran dolar. Ini belum termasuk dana pembangunan gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, apartemen, dan hotel-hotel baru di sekitar haram.
Menurut saya, ya sudah sewajarnya terjadi renovasi besar besaran di Makkah, karena setiap tahun, jumlah jamaah haji mencapai 4 juta orang, ditambah belasan juta jamaah umrah. Selain dari itu jumlah haji dan umrah setiap 5 tahun sekali meningkat hingga 10 %. Kehadiran 15-an juta jamaah itu tentu saja membutuhkan akomodasi tempat tinggal begitu juga kesempatan beribadah yang nyaman, aman dan mengesankan. Inilah salah satu sebab utama digelarnya renovasi dan perluasan Haram dan seluruh lokasi ibadah haji lainnya.
Tapi salain dari perluasan dan perombakan besar-besaran di dalam dan sekitar Haram, kita mengharap agar jangan hanya memikirkan bagaimana menampung sebanyak mungkin jamaah dan berapa banyak uang yang diperoleh tapi kita harus memikirkan pula keaslian kota Makkah dan tempat tempat bersejarah di sekitarnya bisa dipertahankan. Karena beberapa fihak banyak yang menyangkan dan memperotes pembangunan gedung pecakar langit di sekitar haram. Sebab gedung pecakar langit itu akan menutupi pemandangan ka’bah dan keaslian kota kelahiran Nabi. Wallahu’alam.
Foto Makkah Saat ini

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makkah Dari Masa Kemasa"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip